BlogOtomotif.com – Siapa yang tidak kenal dengan Theodorus ‘Teddy’ Suryajaya, pemilik bengkel Rev Engineering di Jl. Arteri Kedoya, Jakbar. Eksistensinya di dunia maya melalui dari satu forum ke forum lainnya mengukuhkan posisinya sebagai pria yang tepat untuk diajak curhat tentang masalah turbo dan pengembangannya.
Salah satu orang yang cukup paham betul dengan kehandalan Teddy dalam hal utak-atik performa mobil adalah Christian Ratulangi yang sangat ingin agar Toyota Kijang Inova kesayangannya di-upgrade agar bisa tampil mulus di lintasan drag namun di sisi lain juga tetap oke untuk digunakan sebagai kendaraan harian.
Sebenarnya Christian sudah sempat mengganti turbo inovanya dan menjajal langsung di Sentul. Catatan waktu yang diperoleh kala itu sanggup menembus angka 14,8 detik. Cukup memuaskan namun bisa jadi masalah setelah mobil dibawa pulang dari lintasan. Pasalnya mobil berkelir abu-abu tersebut juga kerap digunakan oleh ibunda tercinta sebagai kendaraan sehari-hari. Nah lho, bisa bahaya kalo mobil dengan tenaga yang responsif seperti ini dipegang oleh pengemudi se-usia ibu-ibu.
Untuk menyederhanakannya maka tak ada pilihan lain selain kembali memberi sentuhan ulang agar mobil ini tidak terlalu liar di jalanan. Tahap pertama, turbo asli dilungsurkan dan berganti oleh IHI TD04. Piping tentu dibuat baru demi menyesuaikan jalur, dan intercooler pakai kepunyaan Apexi. Boost turbo disetel hingga 2,2 bar, sementara kalau untuk harian cukup di 1,6 bar. Pengaturnya, piggyback ECU Shops dibantu boost controller juga dari ECU Shops yang diletakkan di laci depan. Alhasil mobil ini memiliki pengaturan switch on-off. Switch on untuk digeber di lintasan drag dan switch off untuk dibawa sebagai kendaraan harian yang normal.
Akibat turbo yang semakin besar, pastinya butuh suplai solar lebih banyak. Fuel pump ekstra keluaran Bosch dipakai untuk menyedot solar dari tangki. Lalu ditampung di surge tank, sebelum dipompa menuju pompa common-rail yang telah dimodifikasi oleh Teddy, agar punya debit lebih besar. Tak ketinggalan, sistem WMI (Water Methanol Injection) disemprot melalui dua buah nosel agar lebih mumpuni.
Uniknya ketika merakit transmisi. Girbok otomatis yang digunakan masih bawa’an Innova, tapi jeroannya diganti menggunakan Transgo. Alhasil jalur oli dan bola penyumbatnya diganti supaya bisa menyalurkan tenaga mesin tapi tidak bikin selip.
Ketika dicoba di trek pendek, sang Innova terasa seperti menggunakan transmisi dengan kopling ganda. Putaran mesin terlihat naik terus dan tidak turun terlalu jauh ketika pindah gigi. Apalagi, perbandingan final gear juga sudah dibuat agar cocok dengan transmisi baru yang lebih powerful.
Hasilnya, besaran tenaga mesin jadi seperti overpower walau Chris sudah menggunakan ban ukuran 245/45-R18. Prestasi terbaik yang bisa didapatkan dengan ban ini hanya mampu mencapai 16 detik. Untuk menyiasati hal ini maka tiap kali turun drag harus menggantinya dengan menggunakan Toyo 275/30-R18 agar tidak terlalu banyak menimbulkan spin dan setelah diuji ternyata dapat meraih 14 detik meski masih terasa sedikit ngos-ngosan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar